Pages

Kamis, 05 Juni 2008

Demokrasi di mata seorang.......

Apakah dalam memperjuangkan demokrasi yang berprikemanusiaan di republik ini harus dengan acungan senjata ataukah dengan kucuran darah yang tidak akan ada hetinya. Peristiwa-peristiwa kelam di negri ini selalu mengingatkan kita akan sakit dan pahitnya perjuangan rakyat yang menginginkan keadilan dan kemakmuran di negri yang subur dan kaya ini.Beratus-ratus bahkan ribuan nyawa hilang dalam memperjuangkan hak-haknya dan yang lebih parah lagi kita sebagai rakyat di negri ini selalu di injak-injak oleh penguasa negri ini, baik waktu jaman pejajahan oleh barat maupun sekarang yang katanya sudah merdeka.
Zaman dulu kita dijual oleh kaum ningrat sekarang kita dikebiri oleh para elit penguasa.
Rasa lapar, pembodohan selalu diimbaskan kepada kita, sedangkan mereka yang terpilih untuk mengurus negri ini dengan enak dan nyamannya duduk di kursi yang empuk, tidur dalam kasur yang hangat, berjalan tanpa harus bercucuran keringat. Sedangkan kita apa yang kita dapat dari semua ini, kita hanya mendapatkan penderitaan, tangisan, bahkan senyumpun dalam kelaparan. Apakah kita harus seperti ini terus menerus menunggu sang juru selamat ataukah kita harus memperjuangkan tanpa henti walaupun darah dan penderitaan harganya. Tidak ada pilihan yang menyenangkan, satu-satunya yang kita harus lakukan adalah berbuat tanpa harus memperhitungkan akibat kita harus terus berjuang memperjuangkan hak kita yang hari kian hari hilang walaupun darah kita harus bercucuran di tanah yang subur ini. Lebih baik mati dalam suatu revolusi daripada mati dalam keadaan hina, mengemis ngemis.
Sekarang tagispun tak ada guna, belas kasih tak akan ada hasil, kemarahan-kemarahan kita sudah sepantasnyalah dihantamkan kepada penguasa ini yang selalau menindas kita. Negri ini sudah terjual kawan, dijual oleh para penguasa negri ini. Apakah kita harus diam membisu melihat negri ini digaruk-garuk oleh mereka tanpa kita sedikitpun menikmatinya. Lihatlah dipelosok negri ini, lihatlah rakyat ini yang selalu dikukung dan tak mendapatkan perhatian tetapi hartanya selalu dikeduk-keduk oleh pemerintah, apakah kita akan terus membisu, lihatlah kian hari selalu bertambah pengemis, pengangguran, anak jalanan, COBA LIHAT DENGAN MATA mereka selalu bertambah itu adalah ulah penguasa negri ini yang selalu menghamba pada bantuan luar negri dengan menjual negri ini. Bangun wahai rakyat, jangan selalu terbuai oleh indahnya cerita dalam sinetron, indahnya buaian cerita wayang, ini adalah realita, ini adalah kenyataan dimana kita pasti akan mati dalam tertindas kalau kita hanya diam dan menunggu. Apakah kita ingin anak dan cucu kita hidup seperti ini dimana kita dijual oleh sang penguasa negri ini......

0 komentar: